""

Fast-Track cara cepat FISIP persiapkan Senjata hadapi Persaingan Global

 

Pelan-pelan asal selamat, pepatah ini seolah tidak berlaku lagi di zaman sekarang dimana dengan bantuan tekhnologi kita dimanjakan dengan berbagai fasilitas percepatan data yang meminta kita untuk merevisi pepatah dengan istilah “biarlah cepat asal selamat”. Kebalikkan dari pepatah ini menggambarkan bagaimana persaingan global yang semakin ketat dari tahun ke tahun, yang membuat kita harus siap mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas.

Menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh tentu sangat melibatkan instansi-intansi pendidikan sesuai jenjangnya, baik dari ranah sekolah sampai jalur perguruan tinggi. Khususnya di perguruan tinggi, kini perkuliahan tidak hanya sekedar mengikuti perkuliahan, KKN, magang, dan menyelesaikan skripsi yang bias menghabiskan waktu paling lama 4 – 5 tahun. Kini mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan tekhnologi yang merencanakan dengan matang masa depan yang memiliki komptensi lulus cepat, memiliki daya saing tinggi, dan berkualitas. Hal ini lah yang dipersiapakan FISIP Unand untuk mempersiapkan mahasiswa nya untuk menghadapi persaingan global dengan senjata ampuhnya, yakni Fast-Track.

Apa itu fast-track? Berikutnpenjabarannya :

  1. Semacam program akselerasi ditingkat perguruan tinggi

Bila kamu pernah mengetahui tentang program akselerasi di sekolah, maka program fast track ini punya kemiripan. Bedanya, fast track ditawarkan ditingkat perguruan tinggi pada jenjang Strata 1. Pada dasarnya, program ini mengintegrasikan studi S1 dan S2.

  1. Diperlukan perencanaan sedini mungkin

Fast track adalah program yang dirancang untuk memungkinkan mahasiswa menyelesaikan studi S1 dan S2 sekaligus dalam waktu 5 tahun. Bila kamu ingin mengikuti program fast track, selesaikan sebanyak mungkin SKS dalam semester 1 sampai 6. Selain menyelesaikan semua matakuliah wajib, memilih matakuliah pilihan yang menarik akan membantumu menyelesaikan perkuliahan tanpa merasa terlalu terbebani.

Kemudian, jaga nilai IPK-mu agar minimal berada dikisaran 3.00 dan 3.25 – tergantung pada persyaratan yang ditetapkan oleh kampus yang bersangkutan. Kampus juga mengatur pada semester berapa pendaftaran program fast track diberikan – biasanya pada semester 5 atau 6. Nah, bila pada semester sebelum-sebelumnya kamu masih bisa maju mundur ikut fast track, tak ada langkah surut lagi setelah formulir pendaftaran kamu serahkan. Sejak saat inilah komitmenmu yang sesungguhnya diuji.

  1. Kerja keras sejak masa peralihan

Tanpa mengikuti program fast track, kamu akan dihadapkan pada skripsi saja diakhir perkuliahan. Akan tetapi, bila mengikuti program fast track, kamu juga sudah mulai mengambil matakuliah S2 pada tahun terakhir S1 – iya, sembari mengerjakan skripsimu.

Masa peralihan saat menyelesaikan S1 dan memulai S2 memang tak mudah, tapi ini hanya permulaan. Pada tahun terakhir program fast track, kamu harus menuntaskan seluruh sisa SKS dan menyelesaikan tesismu. Bagaimana supaya tesismu bisa selesai dalam 1 tahun? Usahakan tesismu masih satu topik dengan skripsimu, jadi kamu tak harus memulai penelitian dari nol.

 

Di Fakultas ISIP mahasiswa program S1 menunjukkan prestasi akademik tinggi dengan IPK minimal 3,25 (tiga koma dua lima) dengan nilai paling rendah B sampai akhir semester 6 (enam) dan memiliki nilai TOEFL besar atau sama dengan 450 (empat ratus lima puluh) dapat memilih untuk mengikuti pendidikan program S2 di FISIP sebagai bagian yang menyatu dengan program S1, melalui Jalur Cepat (Fast Track) S1-S2. Mahasiswa program S1 dapat diterima langsung mengikuti pendidikan program S2 setelah dinyatakan lulus pada ujian akhir. Mata kuliah pendidikan program S2 yang diikuti oleh mahasiswa program S1 diakui sebagai tabungan sks, yang dimulai semester ini fast-track FISIP diikuti 33 mahasiswa dari 50 mahasiswa yang mengikuti selesksi ujar Bapak Dr. Aidil Zetra, MA selaku Wakil Dekan 1 FISIP dalam menjelaskan program fast track ini.

Selain itu, program Fast Track juga membantu efisiensi biaya pendidikan bagi mahasiswa karena tidak membebankan biaya pendidikan program S2 selama mahasiswa menyelesaikan program S1 pada tahun akhir.

Headline