Padang (Unand) – Dalam rangka membahas, mengevaluasi dan mendiskusikan beberapa isu penting di lingkup ASEAN, Pusat Studi ASEAN (PSA) Universitas Andalas mengadakan seminar Internasional on ASEAN (IC-ASEAN).
“Kegiatan ini terselenggarakan berkat kerjasama Pusat Studi ASEAN (PSA) Universitas Andalas dengan dengan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia,” ungkap ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas Dr Ing. Uyung Gatot S. Dinata, ST, MT, didampingi Direktur PSA Zulkifli Harza, Ph. D.
Dikatakannya konferensi ini merupakan konferensi internasional yang pertama di Universitas Andalas tentang ASEAN dengan mengusung tema “Toward Better ASEAN” pada 5-6 September 2019 di Gedung Convention Hall Kampus Unand Limau Manis Padang.
Lebih lanjut ia menyampaikan seminar ini bertujuan untuk mengevaluasi, mendiskusikan beberapa isu penting di lingkup ASEAN dan menyediakan gagasan alternatif dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu untuk mewujudkan ASEAN yang lebih baik di masa depan.
“Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 5-6 September dengan menghadirkan tujuh keynote speaker yakni Riaz J.P Saehu (Direktur Kerjasama ASEAN bidang Sosial Budaya), Dr. Nur Hasan Wirajuda (Menlu RI 2001-2009), Prof. Helmi, MSc (akademisi),” jelasnya.
Disamping itu, juga menghadirkan pembicara dari beberapa Negara seperti Dr. Bruno Jetin (University Brunei Darussalam), Dr. Helena Varkkey (University Malaka), Dr. Kumar Ramakrishna (S. Rajaratna Scholl of Internasional Studies) dan Prof. Herman Joseph Kraft (University Philippines Diliman).
Ditambahkannya konferensi internasional dihadiri oleh 165 peserta dengan total abstrak penilitian yang akan dipresentasikan sebanyak 128. “Peserta tersebut merupakan akademisi baik dari Indonesia yakni berbagai universitas negeri dan swasta Indonesia dan Malaysia,” ujarnya.
Selain itu, dikatakannya PSA Universitas Andalas juga mengundang beberapa peniliti dari Pusat Studi ASEAN lainnya dari Brunei, Taiwan, Thailand, Singapure dan Jepang.
Keberagaman latar belakang dari akademisi diharapkan mampu memberikan beragam perspektif dan gagasan baru sebagai solusi atas permasalahan yang ada di ASEAN dan negara-negara anggotanya.
Sementara itu, Riaz J.P Saehu Direktur Kerjasama ASEAN bidang Sosial Budaya memberi apresiasi kepada Universitas Andalas yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dengan menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai Negara.
Diungkapkannya Kemenlu berterimakasih atas upaya yang telah dilakukan dari akademisi terutama Universitas Andalas karena menurutnya akademisi merupakan Second Track yang dapat meningkatkan awareness masyarakat tentang ASEAN.
“Universitas Andalas menjadi salah satu PSA dari 57 PSA yang aktif menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan awareness serta meningkatkan jejaring kolaborasi antara institusi perguruan tinggi di indonesia tetapi juga institusi perguruan tinggi dari luar negeri,” ujarnya.
Disampaikannya kedepannya akan terus bekerjasama dan berkolaborasi demi mewujudkan harapan bersama yakni menjadikan ASEAN semakin relevan dan dirasakan benefitnya oleh masyarakat.(*).