FISIP UNAND - Derasnya kebutuhan berkomunikasi digital di era pandemi ini turut berdampak pada cara kerja Public Relations. Menjawab Fenomena ini, Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Andalas bekerjasama dengan CPROCOM menghelat Kuliah Umum bertema Trend dan Solusi Public Relations di Era Digital, Rabu (13/10). Dengan menghadirkan CEO CPROCOM (Center Public Relation Outreach and Communication) : Dr. Emilia Bassar, M.Si., IAPR acara ini diikuti oleh 80-an peserta.
Dari sisi praktik, Emilia Bassar menjelaskan adanya miskonsepsi public terkait defenisi public relations itu sendiri. PR di ilustrasikan hanya sebagai bidang yang mengurusi konfrensi pers dengan media, atau perspepsi bahwa PR hanyalah bagian pemasaran dari suatu bisnis, ataupun pengelola khusus media sosial dan juga sejumlah asumsi bahwa kinerja PR adalah sesuatu yang tidak dapat diukur.
Faktanya, Kegiatan PR justru melingkupi sejumlah hal yang perlu dipahami, seperti hubungan internal-eksternal instansi, media sosial digital, pengelolaan event, pemasaran, reputasi, merk hingga pengelolaan krisis perusahaan. Ditengah wabah Pandemi yang hamper berlangsung 2 tahun, Emilia menyatakan pengelolaan seluruh aktivitas itu melalui dunia virtual adalah tantangan baru PR hari ini, Khususnya, strategi berkomunikasi dengan audiens melalui media digital
Dosen Komunikasi tersebut mengambarkan dua sisi praktik komunikasi konvensional dan digital. Jika PR Konvensional menggunakan juru bicara untuk menyatakan apa yang ingin perusahaan ingin katakan melalui media elektronik. Namun hari ini, siapa saja karyawan atau stakeholder yang merupakan bagian perusahaan dapat menjangkau audiens dengan beragam segmen.
“Secara jangkauan lebih luas dan melalui media sosial segalanya lebih efisien secara biaya, yang paling penting mapping audiens, followers, kemudian merangkai pesan segmen. Sebagai PR perusahaan penggunaan sosmed menuntut kita harus responsive, media sosial meminta anda untuk melibatkan mereka, memperoleh feedback mereka”.