FISIP UNAND – Rencanakan perjanjian kerjasama, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat sambangi FISIP Universitas Andalas. Dalam kesempatan ini Bapak Ilfitra, S.STP, MPA selaku Kepala Bidang Kesenian dan Diplomasi beserta stafnya sebagai perwakilan dari Dinas kebudayaan Provinsi Sumatera Barat secara langsung hadir ke FISIP dengan tujuan untuk menjalin kerjasama dengan FISIP Universitas Andalas sembari melakukan kunjungan ke Museum Etnografi Andalas dan berbagi informasi tentang Kebudayaan Mentawai dalam upaya pemajuan kebudayaan di Provinsi Sumatera Barat pada hari Rabu, 19 Januari 2022.
Sebelum ke museum Etnografi, Kepala Bidang Kesenian dari Dinas Kebudayaan Sumbar disambut Dr. Azwar, M.Si selaku Dekan FISIP beserta jajarannya. Dalam kesempatan ini Dekan FISIP membuka diskusi dengan minum kopi bersama di Dekanat FISIP Universitas Andalas. Dr. Azwar sangat mendukung upaya yang dilakukan Dinas Kebudayaan yang mencari informasi kebudayaan dilingkungan civitas akademik FISIP, ungkapnya.
Dr. Azwar mengatakan tentu ini menjadi awal rencana kerjasama yang akan dimulai dari Seni dan Tradisi Mentawai. Museum Etnografi Andalas yang dimiliki oleh FISIP Universitas Andalas di Gedung C lantai 3 ini berisi informasi dan koleksi mengenai kehidupan masyarakat Mentawai yang tidak lepas dari warisan budaya dari kehidupan sehari-harinya yang bisa dijadikan berbagai kajian menarik kedepannya. Museum Etnografi Mentawai FISIP ini diresmikan pada tanggal 4 Desember 2019 yang lalu, museum ini diresmikan dibuka oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman bersama dengan Bupati Kepulauan Mentawai dan Rektor Universitas Andalas. museum ini difungsikan dan dilibatkan sebagai media dalam proses belajar mengajar di Universitas Andalas.
Setelah berbincang hangat dengan Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan turut hadir juga beberapa Dosen dari Jurusan Antropologi seperti Dr. Maskota Delfi yang memang memiliki kajian yang fokus di kebudayaan Mentawai langsung mendampingi tamu dari Dinas Kebudayaan untuk mengunjungi setiap sudut dalam museum etnografi Mentawai sambil menjelaskan segala pernak-pernik peralatan khas suku Mentawai yang digunakan dalam upacara adat Mentawai. Pada salah satu sudut museum misalnya, terdapat replika masyarakat Mentawai yang memiliki peran sebagai dukun pada proses upacara adat. Replika dukun ini memakai peralatan lengkap mulai ikat kepala hingga baju yang khas dan perlengkapan pemanggil arwah.
Koleksi Museum Etnografi Andalas ini terbilang masih dalam tahap awal dan masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi ke depannya. Kehadiran Dinas Kebudayaan ke FISIP ini tentu diperlukan untuk melakukan kajian dan penambahan koleksi. (IH)