Sharing Session Alumni II

Pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, Universitas Andalas menggelar acara Sharing Session Alumni II dengan tema yang sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini: "Pentingnya Kemampuan Soft-Skill Berorganisasi Bagi Mahasiswa Sebagai Kebutuhan di Era Digital." Acara ini menghadirkan Bapak Nanang Farid Syam, seorang alumni FISIP angkatan 2002 dari Departemen Antropologi, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif SIEF (Social Innovation & Empowerment Foundation).

Acara ini berlangsung di Convention Hall Universitas Andalas dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan di Universitas Andalas. Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya kemampuan soft-skill yang dapat mereka kembangkan melalui keterlibatan dalam organisasi, terutama di era digital yang serba cepat dan menuntut keterampilan komunikasi serta manajemen yang baik.

Pentingnya Soft-Skill di Era Digital

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, dunia kerja tidak lagi hanya menilai seseorang dari kemampuan akademis atau hard skill-nya saja. Bapak Nanang Farid Syam, dalam pemaparannya, menegaskan bahwa soft-skill seperti komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, dan pemecahan masalah merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang di dunia kerja saat ini. "Di era digital, kita berhadapan dengan informasi yang serba cepat dan teknologi yang terus berkembang. Namun, pada akhirnya, kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, memimpin tim, dan menghadapi tantangan yang kompleks adalah hal-hal yang menentukan kesuksesan karir," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa organisasi kemahasiswaan adalah salah satu tempat terbaik bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan ini. Dalam organisasi, mahasiswa diajak untuk berinteraksi dengan berbagai karakter, mengelola proyek, dan bekerja sama dalam tim yang heterogen. Hal ini, menurut Bapak Nanang, merupakan latihan langsung yang sangat berharga bagi mereka ketika nantinya harus terjun ke dunia kerja yang nyata.

Organisasi Sebagai Wadah Pengembangan Diri

Sebagai alumni yang pernah aktif dalam berbagai organisasi selama masa kuliah, Bapak Nanang membagikan pengalamannya tentang bagaimana keterlibatannya dalam organisasi kampus telah membentuk dirinya menjadi seorang pemimpin yang adaptif dan tangguh. Ia mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut membantunya mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang inklusif, serta manajemen waktu yang baik—hal-hal yang sangat diperlukan dalam dunia profesional.

Ia juga mendorong mahasiswa untuk tidak hanya aktif dalam organisasi internal kampus, tetapi juga melibatkan diri dalam berbagai komunitas dan forum di luar kampus, termasuk yang berbasis digital. Menurutnya, era digital membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk mengembangkan jejaring dan keterampilan mereka melalui platform-platform online seperti LinkedIn, forum diskusi profesional, hingga organisasi nirlaba berbasis digital.

"Saat ini, organisasi tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. Dengan adanya platform digital, mahasiswa bisa memperluas jangkauan mereka, belajar dari mentor di berbagai belahan dunia, dan bahkan memulai proyek-proyek kolaboratif dengan tim lintas negara," ungkapnya.

Tantangan dan Peluang di Era Digital

Salah satu topik menarik yang dibahas dalam sesi ini adalah bagaimana era digital tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan baru bagi mahasiswa. Menurut Bapak Nanang, di tengah derasnya arus informasi dan keterhubungan digital, kemampuan untuk memfilter informasi dan tetap fokus pada tujuan adalah hal yang sangat krusial. Banyak mahasiswa yang mungkin tergoda oleh banyaknya pilihan dan informasi yang tersedia di dunia digital, namun kehilangan arah dalam membangun karir mereka.

"Saya sering melihat anak muda yang punya ide-ide brilian, namun gagal mengeksekusi karena terlalu banyak terganggu oleh informasi dan distraksi yang tidak relevan. Inilah pentingnya soft-skill dalam hal manajemen diri, disiplin, dan fokus," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya digital literacy atau literasi digital sebagai bagian dari soft-skill di era ini. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk melek teknologi, tetapi juga memahami etika digital, keamanan siber, serta cara berkomunikasi secara efektif di platform digital.

Penutup dan Harapan

Acara Sharing Session Alumni II ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara mahasiswa dan Bapak Nanang Farid Syam. Banyak mahasiswa yang mengungkapkan rasa antusias mereka terhadap topik yang dibahas, terutama tentang bagaimana mereka bisa mulai mengasah kemampuan soft-skill mereka sejak dini melalui organisasi dan keterlibatan aktif di platform digital.

Dalam kata penutupnya, Bapak Nanang menyampaikan harapannya agar mahasiswa FISIP Universitas Andalas dapat terus mengembangkan diri, tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga melalui berbagai pengalaman di luar kelas. "Jangan takut untuk mencoba hal baru dan berorganisasi. Soft-skill yang kalian bangun hari ini akan menjadi fondasi penting bagi kesuksesan kalian di masa depan," ujarnya.

Dengan diadakannya acara ini, FISIP Universitas Andalas berharap para mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk mengembangkan soft-skill mereka, baik melalui kegiatan organisasi maupun platform digital, demi mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja di era digital yang semakin kompetitif

Add a Comment

Your email address will not be published.